Abstract
Hama penggerek pucuk tebu merupakan salah satu penyebab menurunnya produktifitas gula nasional. Pengendalian hama penggerek pucuk tebu hingga sekarang masih menjadi salah satu topik penting dalam bidang pertanian. Karena pengaruhnya yang besar pada rendemen tebu yang dihasilkan. Cara aman dalam pengendalian hama yaitu pengendalian secara hayati yang memiliki keuntungan tidak mencemari lingkungan dengan cara melepaskan parasitoid telur maupun parasitoid larva hama penggerek pucuk tebu. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk menentukan strategi pelepasan parasitoid larva hama penggerek pucuk tebu berdasarkan analisis kestabilan dan kontrol optimal pada persamaan Lotka-Volterra dalam pengendalian hayati hama penggerek pucuk tebu (Scirpophaga nivella)oleh parasit larvanya yaitu lalat Jatiroto (Diatraeophaga striatalis Towns). Dari hasil analisis titik equilibrium, didapatkan 3 titik equilibrium yang merepresentasikan perubahan jumlah populasi pada waktu tyang belum optimal dalam pengendalian jumlah populasi hama. Oleh karena itu, diperlukan kontrol optimal dalam sistem agar larva hama terkendalai di bawah Economic Injury Level. Dari hasil analisis kontrol optimal model matematika ditunjukkan bahwa strategi pelepaskan lalat Jatiroto ke ekosistem secara kontinu merupakan cara yang efektif yang bisa mengendalikan larva hama pada level 2000 larva/ha. Hal ini bisa diterapkan sebagai bahan evaluasi metode yang ada sekarang dalam pengendalian hama penggerek pucuk tebu meskipun masih memerlukan penelitian lapang selanjutnya ang terintegrasi.
Hama pada tanaman tebu sangat banyak dan bervariasi,berikut ini akan saya babarkan sedikit tentang hama PENGGEREK PUCUK pada tanaman tebu khususnya.Adalah "TRYPORYZA NIVELLA INTACTA"
Yang menyerang pucuk tebu hingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tebu,karena dengan rusak/matinya pucuk yang merupakan asal tumbuhnya daun tebu maka menyebabkan terhambatnya proses photosintesis daun tebu.
Berikut penampakannya:
1.masih dalam bentuk telur
2.setelah menetas akan berbentuk ulat
3.setelah berbentuk kupu-kupu
Kerugian akibat hama penggerek ini mempengaruhi produksi gula hingga sekitar 10%. Berbagai cara dilakukan untuk mengendalikan serangan hama penggerek tersebut, baik dari kultur teknis, mekanis, kimiawi serta biologis.
Pada tanaman tebu dikenal pias Trichogramma sp. sebagai upaya pengendalian terhadap serangan hama penggerek baik pucuk maupun batang. Trichogramma sp. merupakan musuh alami hama penggerek tanaman padi, jagung dan tebu. Ketiga tanaman ini masih berada dalam satu famili, yaitu graminae, sehingga kebanyakan serangan hama dan penyakitnya hampir serupa. Trichogramma sp. sendiri adalah parasitoid telur sehingga hanya menyerang telur dari hama penggerek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar